Rabu, 11 Mei 2011

tugas kuliah immunodefisiensi


IMMUNODEFISIENSI

1.      Pengertian Immunodefisiensi
Immunodefisiensi adalah sekumpulan keadaan yang berlainan, dimana sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi secara adekuat, sehingga infeksi lebih sering terjadi dan berulang, serta berlangsung lebih lama dari biasanya.

2.      Penyebab immunodefisiensi
Beberapa penyebab immunodefisiensi, diantaranya:
a.       Penyakit keturunan dan kelainan metabolisme
·        Diabetes
·        Sindrom Down
·        Gagal ginjal
·        Malnutrisi
·        Penyakit sel sabit
b.      Bahan kimia dan pengobatan yang menekan sistem kekebalan
·        Kemoterapi kanker
·        Kortikosteroid
·        Obat immunosupresan
·        Terapi penyinaran
c.       Infeksi
·        Cacar air
·        Infeksi sitomegalovirus
·        Campak Jerman (rubella kongenital)
·        Infeksi HIV (AIDS)
·        Mononukleosis infeksiosa
·        Campak
·        Infeksi bakteri dan jamur yang berat
·        Tuberkulosis yang berat
d.      Penyakit darah dan kanker
·        Agranulositosis
·        Semua jenis kanker
·        Anemia aplastik
·        Histiositosis
·        Leukemia
·        Limfoma
·        Mielofibrosis
·        Mieloma
e.       Pembedahan dan trauma
·        Luka bakar
·        Pengangkatan limpa
f.        Lain-lain
·        Sirosis karena alkohol
·        Hepatitis kronis
·        Penuaan yang normal
·        Sarkoidosis
·        Lupus eritematosus sistemik.

3.      GEJALA
·        Sebagian besar bayi yang sehat mengalami infeksi saluran pernafasan sebanyak 6 kali atau lebih dalam 1 tahun, terutama jika tertular oleh anak lain.
·        Sebaliknya, bayi dengan gangguan sistem kekebalan, biasanya menderita infeksi bakteri berat yang menetap, berulang atau menyebabkan komplikasi. Misalnya infeksi sinus, infeksi telinga menahun dan bronkitis kronis yang biasanya terjadi setelah demam dan sakit tenggorokan. Bronkitis bisa berkembang menjadi pneumonia
·        Kulit dan selaput lendir yang melapisi mulut, mata dan alat kelamin sangat peka terhadap infeksi.
·        Thrush (suatu infeksi jamur di mulut) disertai luka di mulut dan peradangan gusi, bisa merupakan pertanda awal dari adanya gangguan sistem kekebalan.
·        Peradangan mata (konjungtivitis), rambut rontok, eksim yang berat dan pelebaran kapiler di bawah kulit juga merupakan pertanda dari penyakit immunodefisiensi.
·        Infeksi pada saluran pencernaan bisa menyebabkan diare, pembentukan gas yang berlebihan dan penurunan berat badan.

4.      DIAGNOSA
Infeksi yang menetap atau berulang, dan infeksi berat oleh mikroorganisme yang biasanya tidak menyebabkan infeksi berat, bisa merupakan petunjuk adanya penyakit immunodefisiensi.
Petunjuk lainnya adalah:
·         Respon yang buruk terhadap pengobatan
·         Pemulihan yang tertunda atau pemulihan tidak sempurna
·         Adanya jenis kanker tertentu
·         Infeksi oportunistik (misalnya infeksi Pneumocystis carinii yang tersebar luas atau infeksi jamur berulang).
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui:
·         jumlah sel darah putih
·         kadar antibodi/immunoglobulin
·         jumlah limfosit T
·         kadar komplemen.

5.      PENGOBATAN
·         Jika ditemukan pertanda awal infeksi, segera diberikan antibiotik.
·         Kepada penderita sindroma Wiskott-Aldrich dan penderita yang tidak memiliki limpa diberikan antibiotik sebagai tindakan pencegahan sebelum terjadinya infeksi. Untuk mencegah pneumonia seringkali digunakan trimetoprim-sulfametoksazol.
·         Obat-obat untuk meningkatkan sistem kekebalan (contohnya levamisol, inosipleks dan hormon thymus) belum berhasil mengobati penderita yang sel darah putihnya sedikit atau fungsinya tidak optimal.
·         Peningkatan kadar antibodi dapat dilakukan dengan suntikan atau infus immun globulin, yang biasanya dilakukan setiap bulan.
·         Untuk mengobati penyakit granulomatosa kronis diberikan suntikan gamma interferon.
·         Prosedur yang masih bersifat eksperimental, yaitu pencangkokan sel-sel thymus dan sel-sel lemak hati janin, kadang membantu penderita anomali DiGeorge.
·         Pada penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat yang disertai kekurangan adenosin deaminase, kadang dilakukan terapi sulih enzim.
·         Jika ditemukan kelainan genetik, maka terapi genetik memberikan hasil yang menjanjikan.
·         Pencangkokan sumsum tulan gkadang bisa mengatasi kelainan sistem kekebalan kongenital yang berat.
·         Prosedur ini biasanya hanya dilakukan pada penyakit yang paling berat, seperti penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat.
·         Kepada penderita yang memiliki kelainan sel darah putih tidak dilakukan transfusi darah kecuali jika darah donor sebelumnya telah disinar, karena sel darah putih di dalam darah donor bisa menyerang darah penderita sehingga terjadi penyakit serius yang bisa berakibat fatal (penyakit graft-versus-host).

6.      PENCEGAHAN
Hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh penderita penyakit immunodefisiensi:
·         Mempertahankan gizi yang baik
·         Memelihara kebersihan badan
·         Menghindari makanan yang kurang matang
·         Menghindari kontak dengan orang yang menderita penyakit menular
·         Menghindari merokok dan obat-obat terlarang
·         Menjaga kebersihan gigi untuk mencegah infeksi di mulut
·         Vaksinasi diberikan kepada penderita yang mampu membentuk antibodi.
Kepada penderita yang mengalami kekurangan limfosit B atau limfosit T hanya diberikan vaksin virus dan bakteri yang telah dimatikan (misalnya vaksin polio, MMR dan BCG). Jika diketahui ada anggota keluarga yang membawa gen penyakit immunodefisiensi, sebaiknya melakukan konseling agar anaknya tidak menderita penyakit ini.
Beberapa penyakit immunodefisiensi yang bisa didiagnosis pada janin dengan melakukan pemeriksaaan pada contoh darah janin atau cairan ketuban:
·         Agammaglobulinemia
·         Sindroma Wiskott-Aldrich
·         Penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat
·         Penyakit granulomatosa kronis.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar