Rabu, 11 Mei 2011

nafas kussmaul


TUGAS FISIOLOGI

1.      Apa itu nafas kussmaul? Apa penyebabnya?
Pernapasan Kussmaul adalah nafas dalam yang abnormal bisa cepat, normal atau lambat, dan sering ditemukan pada penderita asidosis. Pernapasan ini merupakan salah satu bentuk hiperventilasi. Pernapasan Kussmaul dinamai oleh Adolph Kussmaul, seorang dokter berkebangsaan Jerman pada abad ke-19 yang pertama kali menemukannya pada pasien diabetes lanjut (biasanya dari diabetes mellitus tipe I). Ia memublikasikan makalahnya ini pada tahun 1874.
Penyebab pernapasan Kussmaul adalah kompensasi pernapasan pada asidosis metabolik, yang sering terjadi pada pasien diabates pada ketoasidosis diabetikum. Gas-gas darah pada pasien dengan pernapasan Kussmaul memperlihatkan tekanan parsial karbon dioksida yang menurun karena adanya tekanan yang meningkat pada pernapasan. Pernapasan ini membuang banyak karbon dioksida. Pasien akan merasa ingin cepat untuk menarik napas secara mendalam, dan tampaknya terjadi secara tak sadar.
Kelak, asidosis metabolik akan menyebabkan hiperventilasi, namun sebelumnya pernapasan akan cednerung cepat dan dangkal. Pernapasan Kussmaul akan muncul ketika asidosis semakin parah. Jadi, pernapasan ini juga dapat menandakan tingkat keparahan penyakit, terutama pada pasien diabetes.
Pernafasan Kuszmaul ini merupakan homeostasis respiratorik, adalah usaha dari tubuh untuk mempertahankan pH darah. Mekanisme terjadinya pernafasan Kuszmaul ini dapat diterangkan dengan menggunakan ekuasi Henderson – Hasselbach.
                                            (HCO3)
                        PH = pK + ------------
                                            H2CO3
Untuk nilai bikarbonat, nilai pK ini konstan yaitu 6,1. Hal ini berarti pH tergantung pada rasio bikarbonat dan karbonat, tidak tergantung dari konsentrasi mutlak bikarbonat dan karbonat. Dalam keadaan normal NaHCO3 27 mEq/L (= 60 vol%) dan kadar H2CO3 = 1,35 mEq/L (= 3 vol%). Selama rasio 20 : 1 ini konstan, maka pH pun akan tetap 7,4.
Bila kadar bikarbonat turun, maka kadar karbonat pun harus turun pula supaya rasio bikarbonat : karbonat tetap 20 : 1. Untuk mempertahankan rasio ini maka sebagian asam karbonat akan diubah cepat menjadi H2O dan CO2 serta kelebihan CO2 akan dikeluarkan dengan bernafas lebih cepat dan dalam (pernafasan Kuszmaul). 

2.      Kenapa dokter gigi memberikan norepinefrin pada pasien saat pencabutan gigi?
Norepinefrin merupakan salah satu vasokonstriktor yang digunakan di kedokteran dan kedokteran gigi. Vasokonstriktor adalah obat yang dapat mengkontraksikan pembuluh darah dan mengontrol perfusi jaringan. Vasokonstriktor merupakan bagian integral dan sangat penting peranannya di dalam suatu larutan anestesi lokal. Penambahan bahan vasokonstriktor di dalam larutan anestesi lokal akan dapat mengurangi aliran darah di daerah injeksi, sehingga dapat menghambat kecepatan absorpsi obat anestesi lokal ke dalam pembuluh darah. 
Vasokonstriktor ditambahkan pada anestesi lokal untuk melawan efek vasodilatasi anestesi lokal karena:
·         Dapat menurunkan perfusi (aliran darah) dari tempat administrasi karena mengkonstriksi pembuluh darah.
·         Absorpsi anestesi lokal ke sistem kardiovaskuler melambat sehingga kadar dalam plasma juga rendah.
·         Meminimalkan resiko toksisitas anestesi lokal karena kadar dalam plasma lebih rendah.
·         Meningkatkan durasi aksi anestesi lokal
·         Menurunkan perdarahan pada tempat injeksi sehingga berguna saat prosedur pembedahan untuk mengantisipasi perdarahan.

Funsi norepinefrin dalam dinamika kardiovaskuler:
·         Peningkatan tekanan sistolik dan diastolik.
·         Penurunan denyut jantung.
·         Penurunan cardiac output yang tidak signifikan.
·         Kenaikan volume stroke.
·         Peningkatan tahanan perifer total untuk mencegah kehilangan banyak darah selama prosedur pebedahan.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal. Seseorang dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembulih darah terhadap rangsang vasokonstriktor.



SUMBER:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar