Berbicara tentang
kesehatan ibu, saya sangat tergelitik dengan sebuah ungkapan dari Dr. Harni
Koesno, MKM, ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Beliau menegaskan bahwa “jika
kaum ibu sehat, maka semua masalah akan terselesaikan”. Itu artinya kesehatan
ibu terutama ibu hamil merupakan akar dari semua masalah bangsa. Oleh karena
itu masalah kesehatan dan gizi ibu menjadi salah satu target Millennium
Development Goals (MDGs). Mengingat angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
masih tinggi, MDGs memiliki target untuk menurunkan AKI di Indonesia dari
228/100.000 kelahiran pada tahun 2007 menjadi 102/100.000 kelahiran pada tahun
2015 nanti.
Masalah kesehatan ibu
dikhususkan ibu hamil masih menjadi masalah yang kompleks. Ketidakseimbangan zat
gizi saat hamil, minimnya edukasi nutrisi, serta rendahnya tingkat perekonomian
masyarakat dipandang sebagai penyebabnya. Ketiga penyebab itu saling memperkuat
perannya dalam memperburuk kesehatan ibu hamil. Untuk mewujudkan Indonesia
prima dimasa mendatang dibutuhkan kerja keras semua pihak dalam meminimalisir
ketiga masalah yang menjadi akar penyebab buruknya kesehatan ibu hamil di
Indonesia.
Banyak ibu maupun calon
ibu yang menganggap remeh masalah nutrisi, terutama nutrisi saat hamil. Hal ini
diperkuat oleh rendahnya pengetahuan ibu mengenai betapa pentingnya nutrisi
bagi tumbuh kembang janinnya. Selain itu, tidak sedikit pula dari mereka yang
tidak tahu bahwa kebutuhan zat gizi saat hamil mengalami peningkatan. Oleh
sebab itu sangat dibutuhkan peran pemerintah maupun nonpemerintah dalam memberikan
edukasi nutrisi pada ibu hamil (bumil). Edukasi nutrisi dapat membantu
menciptakan keseimbangan nutrisi saat hamil maupun pasca melahirkan.
Keseimbangan nutrisi
saat hamil sangat penting karena nutrisi berguna untuk perkembangan janin, baik
untuk perkembangan otak, fisik, maupun alat-alat vital tubuh lainnya seperti
jantung, hati, paru-paru, lambung dan ginjal. Defisiensi nutrisi dapat
berdampak buruk bagi perkembangan janin dan bayi. Berikut adalah beberapa zat
gizi yang sangat berpengaruh pada masa kehamilan, diantaranya:
a. Kalori
Kebutuhan kalori ibu hamil mengalami
peningkatan 300 kalori yang berguna untuk pertumbuhan janin, pembentukan
plasenta, pembuluh darah, otak dan jaringan baru. Kalori dapat diperoleh dari
sumber karbohidrat seperti nasi, kentang, jagung, dan gandum.
b. Protein
Kebutuhan protein ibu hamil meningkat 25
gr yang berguna untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Protein juga dapat menjadi
sumber kalori. Protein bisa diperoleh dari sumber hewani (susu, daging, ikan,
telur, dll) dan sumber nabati (tempe, tahu, kacang-kacangan, dll).
c. Asam
folat
Ibu hamil membutuhkan asam folat
sebanyak 600 mg. Asam folat sangat penting dalam perkembangan embrio, membantu
mencegah cacat pada otak dan tulang belakang (spina bifida). Kekurangan asam
folat dapat menyebabkan kelahiran prematur, bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR) dan pertumbuhan janin kurang. Asam folat dapat diperoleh dari
sayuran berwarna hijau, jus jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum.
d. Zat
besi
Ibu hamil membutuhkan zat besi sebanyak
27 mg sehari yang berguna untuk memproduksi hemoglobin yang berperan membawa
oksigen ke jaringan tubuh. Zat besi juga dapat mencegah anemia pada ibu hamil.
Defisiensi zat besi mengakibatkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah
(BBLR). Zat besi dapat diperoleh dari daging merah, kacang-kacangan, ikan,
unggas, belut, maupun dari suplemen.
e. Seng
(Zn)
Kebutuhan zat seng ibu hamil adalah 25
mg sehari yang berguna untuk menghindari resiko lahir prematur dan berat badan
lahir rendah (BBLR). Selain itu seng berfungsi untuk mencegah bibir sumbing
pada bayi. Zat ini dapat diperoleh dari daging merah, gandum utuh,
kacang-kacangan, dll.
f. Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah
sekitar 1000 mg per hari yang berguna untuk menguatkan tulang dan gigi,
membantu kontraksi dan dilatasi pembuluh darah, kontraksi otot, mengantarkan
sinyal saraf, dan sekresi hormon. Kalsium dapat diperoleh dari ikan teri, dan
susu serta produk olahannya.
g. Vitamin
A
Vitamin A berperan penting dalam
menunjang fungsi penglihatan, imunitas, pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan BBLR. Vitamin A
dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran berwarna merah, hijau atau
kuning, mentega, susu, kuning telur dan lain-lain.
h. Vitamin
C
Ibu hamil membutuhkan 85 mg vitamin C
setiap hari untuk membentuk kolagen dan menghantar sinyal kimia di otak. Selain
itu Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dalam tubuh. Vitamin C dapat
diperoleh dari jeruk, tomat, jambu biji, dll.
i.
Iodium
Kebutuhan iodium ibu hamil meningkat 50
mcg yang berguna untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Defisiensi iodium
mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid (gondok) dan kretinisme (cacat mental,
bentuk tubuh abnormal, dan IQ rendah).
j.
Zat gizi lainnya
Ibu hamil juga membutuhkan lemak sebagai
cadangan energi untuk persiapan melahirkan dan menyusui (laktasi). Lemak dapat
diperoleh dari minyak kelapa, telur, daging, ikan segar, minyak kacang tanah,
minyak kelapa sawit, dll.
Selain untuk perkembangan janin, nutrisi juga
dibutuhkan oleh ibu dalam mempersiapkan kelahiran bayi. Defisiensi zat gizi
dapat menyebabkan berbagai macam masalah dalam proses persalinan, diantaranya
persalinan sulit, persalinan prematur, pendarahan bahkan kematian ibu dan anak.
Keseimbangan nutrisi juga sangat penting dalam mempersiapkan proses laktasi
(menyusui). Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bayi harus mendapatkan ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama kelahirannya. Untuk merealisasikan hal itu,
ibu harus memenuhi kebutuhan nutrisinya agar dapat mensekresi ASI dengan
optimal. Selain itu, nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu akan berpengaruh pada
kandungan nutrisi ASI yang dihasilkan. Setelah kelahiran, bayi akan terus
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan karena pada saat lahir
organ-organ tubuhnya belum terbentuk secara sempurna. Oleh sebab itu, bayi juga
membutuhkan zat gizi untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan
tersebut.
Kebutuhan zat gizi ibu juga mengalami peningkatan selama
proses menyusui, baik gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak) maupun gizi
mikro (vitamin dan mineral). Oleh sebab itu, ibu harus mengonsumsi makanan yang
sehat dan mengandung zat gizi yang lengkap. Perlu diketahui bahwa pada 6 bulan
pertama kelahiran bayi, ibu harus memberikan ASI eksklusif. Itu artinya bayi
memperoleh zat gizi hanya dari ASI. Setelah berumur 6 bulan baru bayi boleh
diberi makanan pendamping ASI. Hal itu karena organ pencernaan bayi yang berumur
dibawah 6 bulan belum siap untuk mencerna makanan dengan tekstur yang lebih
kasar dari ASI. Pemberian makanan selain ASI pada bayi berumur dibawah 6 bulan
akan memberikan dampak buruk pada saluran pencernaannya, seperti infeksi
saluran pencernaan.
Jadi sangat dibutuhkan peran kita dalam memberikan
edukasi nutrisi pada ibu-ibu, terutama ibu hamil agar tercipta ibu cerdas yang
melek gizi. Terciptanya ibu-ibu cerdas yang melek gizi di Indonesia diharapkan
dapat membawa Indonesia ketingkat yang lebih baik lagi. Ibu-ibu cerdas yang
melek gizi akan mencetak generasi-generasi emas bagi Indonesia dimasa yang akan
datang. Untuk itu, ayo dukung ibu agar menjadi ibu cerdas yang melek gizi.
semoga bermanfaat......
Tulisan ini murni karya pribadi yang akan digunakan untuk mengikuti blog writing competition yang diadakan oleh sari husada Nutrisi untuk Bangsa (NUB). Ayo ciptakan ibu cerdas yang melek gizi!!! Bagi yang berminat ikutan lomba ini, untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi http://nutrisiuntukbangsa.org/blog-writing-competition/