Sabtu, 03 Maret 2012

Gerakan Edukasi Nutrisi: Cerdaskan Ibu, Cerdaskan Indonesia

Berbicara tentang kesehatan ibu, saya sangat tergelitik dengan sebuah ungkapan dari Dr. Harni Koesno, MKM, ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Beliau menegaskan bahwa “jika kaum ibu sehat, maka semua masalah akan terselesaikan”. Itu artinya kesehatan ibu terutama ibu hamil merupakan akar dari semua masalah bangsa. Oleh karena itu masalah kesehatan dan gizi ibu menjadi salah satu target Millennium Development Goals (MDGs). Mengingat angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, MDGs memiliki target untuk menurunkan AKI di Indonesia dari 228/100.000 kelahiran pada tahun 2007 menjadi 102/100.000 kelahiran pada tahun 2015 nanti.
Masalah kesehatan ibu dikhususkan ibu hamil masih menjadi masalah yang kompleks. Ketidakseimbangan zat gizi saat hamil, minimnya edukasi nutrisi, serta rendahnya tingkat perekonomian masyarakat dipandang sebagai penyebabnya. Ketiga penyebab itu saling memperkuat perannya dalam memperburuk kesehatan ibu hamil. Untuk mewujudkan Indonesia prima dimasa mendatang dibutuhkan kerja keras semua pihak dalam meminimalisir ketiga masalah yang menjadi akar penyebab buruknya kesehatan ibu hamil di Indonesia.
Banyak ibu maupun calon ibu yang menganggap remeh masalah nutrisi, terutama nutrisi saat hamil. Hal ini diperkuat oleh rendahnya pengetahuan ibu mengenai betapa pentingnya nutrisi bagi tumbuh kembang janinnya. Selain itu, tidak sedikit pula dari mereka yang tidak tahu bahwa kebutuhan zat gizi saat hamil mengalami peningkatan. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan peran pemerintah maupun nonpemerintah dalam memberikan edukasi nutrisi pada ibu hamil (bumil). Edukasi nutrisi dapat membantu menciptakan keseimbangan nutrisi saat hamil maupun pasca melahirkan.
Keseimbangan nutrisi saat hamil sangat penting karena nutrisi berguna untuk perkembangan janin, baik untuk perkembangan otak, fisik, maupun alat-alat vital tubuh lainnya seperti jantung, hati, paru-paru, lambung dan ginjal. Defisiensi nutrisi dapat berdampak buruk bagi perkembangan janin dan bayi. Berikut adalah beberapa zat gizi yang sangat berpengaruh pada masa kehamilan, diantaranya:
a.       Kalori
Kebutuhan kalori ibu hamil mengalami peningkatan 300 kalori yang berguna untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh darah, otak dan jaringan baru. Kalori dapat diperoleh dari sumber karbohidrat seperti nasi, kentang, jagung, dan gandum.
b.      Protein
Kebutuhan protein ibu hamil meningkat 25 gr yang berguna untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Protein juga dapat menjadi sumber kalori. Protein bisa diperoleh dari sumber hewani (susu, daging, ikan, telur, dll) dan sumber nabati (tempe, tahu, kacang-kacangan, dll).
c.       Asam folat
Ibu hamil membutuhkan asam folat sebanyak 600 mg. Asam folat sangat penting dalam perkembangan embrio, membantu mencegah cacat pada otak dan tulang belakang (spina bifida). Kekurangan asam folat dapat menyebabkan kelahiran prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan pertumbuhan janin kurang. Asam folat dapat diperoleh dari sayuran berwarna hijau, jus jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum.
d.      Zat besi
Ibu hamil membutuhkan zat besi sebanyak 27 mg sehari yang berguna untuk memproduksi hemoglobin yang berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Zat besi juga dapat mencegah anemia pada ibu hamil. Defisiensi zat besi mengakibatkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR). Zat besi dapat diperoleh dari daging merah, kacang-kacangan, ikan, unggas, belut, maupun dari suplemen.
e.       Seng (Zn)
Kebutuhan zat seng ibu hamil adalah 25 mg sehari yang berguna untuk menghindari resiko lahir prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR). Selain itu seng berfungsi untuk mencegah bibir sumbing pada bayi. Zat ini dapat diperoleh dari daging merah, gandum utuh, kacang-kacangan, dll.
f.       Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar 1000 mg per hari yang berguna untuk menguatkan tulang dan gigi, membantu kontraksi dan dilatasi pembuluh darah, kontraksi otot, mengantarkan sinyal saraf, dan sekresi hormon. Kalsium dapat diperoleh dari ikan teri, dan susu serta produk olahannya.
g.      Vitamin A
Vitamin A berperan penting dalam menunjang fungsi penglihatan, imunitas, pertumbuhan dan perkembangan embrio. Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan BBLR. Vitamin A dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran berwarna merah, hijau atau kuning, mentega, susu, kuning telur dan lain-lain.
h.      Vitamin C
Ibu hamil membutuhkan 85 mg vitamin C setiap hari untuk membentuk kolagen dan menghantar sinyal kimia di otak. Selain itu Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dalam tubuh. Vitamin C dapat diperoleh dari jeruk, tomat, jambu biji, dll.
i.        Iodium
Kebutuhan iodium ibu hamil meningkat 50 mcg yang berguna untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Defisiensi iodium mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid (gondok) dan kretinisme (cacat mental, bentuk tubuh abnormal, dan IQ rendah).
j.        Zat gizi lainnya
Ibu hamil juga membutuhkan lemak sebagai cadangan energi untuk persiapan melahirkan dan menyusui (laktasi). Lemak dapat diperoleh dari minyak kelapa, telur, daging, ikan segar, minyak kacang tanah, minyak kelapa sawit, dll.

Selain untuk perkembangan janin, nutrisi juga dibutuhkan oleh ibu dalam mempersiapkan kelahiran bayi. Defisiensi zat gizi dapat menyebabkan berbagai macam masalah dalam proses persalinan, diantaranya persalinan sulit, persalinan prematur, pendarahan bahkan kematian ibu dan anak. Keseimbangan nutrisi juga sangat penting dalam mempersiapkan proses laktasi (menyusui). Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bayi harus mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kelahirannya. Untuk merealisasikan hal itu, ibu harus memenuhi kebutuhan nutrisinya agar dapat mensekresi ASI dengan optimal. Selain itu, nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu akan berpengaruh pada kandungan nutrisi ASI yang dihasilkan. Setelah kelahiran, bayi akan terus mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan karena pada saat lahir organ-organ tubuhnya belum terbentuk secara sempurna. Oleh sebab itu, bayi juga membutuhkan zat gizi untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut.

Kebutuhan zat gizi ibu juga mengalami peningkatan selama proses menyusui, baik gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak) maupun gizi mikro (vitamin dan mineral). Oleh sebab itu, ibu harus mengonsumsi makanan yang sehat dan mengandung zat gizi yang lengkap. Perlu diketahui bahwa pada 6 bulan pertama kelahiran bayi, ibu harus memberikan ASI eksklusif. Itu artinya bayi memperoleh zat gizi hanya dari ASI. Setelah berumur 6 bulan baru bayi boleh diberi makanan pendamping ASI. Hal itu karena organ pencernaan bayi yang berumur dibawah 6 bulan belum siap untuk mencerna makanan dengan tekstur yang lebih kasar dari ASI. Pemberian makanan selain ASI pada bayi berumur dibawah 6 bulan akan memberikan dampak buruk pada saluran pencernaannya, seperti infeksi saluran pencernaan.

Jadi sangat dibutuhkan peran kita dalam memberikan edukasi nutrisi pada ibu-ibu, terutama ibu hamil agar tercipta ibu cerdas yang melek gizi. Terciptanya ibu-ibu cerdas yang melek gizi di Indonesia diharapkan dapat membawa Indonesia ketingkat yang lebih baik lagi. Ibu-ibu cerdas yang melek gizi akan mencetak generasi-generasi emas bagi Indonesia dimasa yang akan datang. Untuk itu, ayo dukung ibu agar menjadi ibu cerdas yang melek gizi.

semoga bermanfaat...... 

Tulisan ini murni karya pribadi yang akan digunakan untuk mengikuti blog writing competition yang diadakan oleh sari husada Nutrisi untuk Bangsa (NUB). Ayo ciptakan ibu cerdas yang melek gizi!!! Bagi yang berminat ikutan lomba ini, untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi http://nutrisiuntukbangsa.org/blog-writing-competition/