Rabu, 11 Mei 2011

sistem saraf


A.  SEL-SEL SARAF
Susunan saraf pusat manusia mengandung sekitar seratus miliar neuron. Selain itu, terdapat sel-sel glia sebanyak 10-50 kali dari jumlah neuron. Neuron, yang merupakan unit dasar sistem saraf, merupakan evolusi dari sel-sel neuroefektor primitif yang berespon terhadap berbagai rangsang dengan cara berkontraksi. Pada hewan yang lebih kompleks, kontraksi merupakan fungsi khusus sel-sel otot, sedangkan integrasi dan transmisi impuls saraf menjadi fungsi khusus neuron.

B.  KOMPOSISI KIMIA JARINGAN SARAF
Jaringan saraf merupakan jaringan yang sebagian besar tersusun atas lipid. Protein hanya terdapat sekitar 30% pada sebagian besar tipe neuron dan sebagian besar ada pula yang merupakan bagian dari lipid yang disebut proteolipid. Demikian juga karbohidrat yang umumnya terikat pada lipid sebagai glikolipid, seperti glukosa, galaktosa dan gula amina, yang merupakan bagian dari sfingomielin, cerebrosida dan gangliosida.

C.  JARINGAN SARAF
Terdiri dari :
·      Susunan Saraf Pusat (S.S.P) dibangun dari otak dan medulla spinalis
·      Susunan Saraf Tepi (S.S.T) sebagian besar tersusun atas lipid
Tipe sel jaringan saraf :
·      Sel-sel neuron, sel-sel yang menyalurkan sinyal
·      Neuraglia, terdiri dari astrosit, oligodendrit/Sel Shwann, mikroglia
·      Sel Ependimal

D.  DINAMIKA, STRUKTUR, DAN FUNGSI SEL SARAF
Ø  NEURON
Neuron merupakan sejenis sel khusus yang berperan dalam menyalurkan/transmisi informasi (komunikasi antar sel). Neuron terdapat di otak dan jaringan saraf dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Sel ini mempunyai lima sampai tujuh tonjolan yang disebut dendrit, yang menjulur keluar dari badan sel dan menjalar ke segala arah. Khusus di korteks serebri dan serebel, dendrit mempunyai tonjolan-tonjolan bulat kecil yang disebut tonjolan dendrit. Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf.
Selain dendrit, pada neuron juga terdapat akson yang panjang, yang berasal dari akson hilok, yaitu bagian badan sel yang agak menebal. Akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Pangkal akson dinamakan segmen awal. Akson berakhir sebagai cabang-cabang terminal, tiap-tiap cabang berakhir dengan tonjolan sinaptik (synaptic knob). Tonjolan tersebut dinamakan juga tonjolan akhir (terminal button) atau telodendria akson, yang bergranula atau bervesikel, tempat penyimpanan transmitter sinaptik yang disekresikan oleh sel saraf. Sebagian besar neuron memiliki akson yang bermielin.
Mielin merupakan suatu kompleks lipid protein yang membungkus sekeliling akson. Mielin berfungsi untuk melindungi akson dan memberi nutrisi. Di luar sistem saraf pusat, mielin juga merupakan bagian dari sel-sel Schwann, yaitu sel-sel yang menyerupai sel-sel glia yang terdapat di sepanjang akson. Lapisan mielin terbentuk bila satu sel Schwann membungkus membran selnya sekeliling akson sampai seratus kali. Mielin ini kemudian menjadi padat bila bagian ekstrasel dari suatu protein membran yang dinamakan protein zero (P0) terkuci pada bagian ekstrasel dari P0 di membran yang berhadapan. Sarung mielin membungkus akson kecuali pada ujungnya dan pada nodus Ranvier, yaitu penyempitan-penyempitan berdiameter 1µm, yang berjarak 1mm.
Namun, tidak semua neuron mamalia bermielin. Neuron tanpa mielin artinya neuron yang hanya dikelilingi sel Schwann tanpa dibungkus membran sel Schwann yang membentu mielin disekeliling aksonnya. Hampir semua neuron pada invertebrata tidak bermielin. Neuron yang satu berhubungan dengan  neuron yang lainnya melalui selah sinaps.

E.  UKURAN NEURON
Ukuran neuron spinal yang menyarafi otot kaki, misalnya telah dihitung bahwa jika badan sel sebesar bola tenis, dendrit-dendrit sel sel akan memenuhi ruang berukuran besar dan panjang aksonnya akan mencapai 1,6 km, meskipun diameternnya hanya 13 mm.
Terminologi konvensional yang digunakan di atas untuk bagian-bagian neuron, cocok untuk neuron spinal dan intrneuron. Namun, terdapat kesulitan berkenaan dengan dendrit dan akson bila diterapkan pada neuron jenis lain dalam sistem saraf.

F.   TIPE NEURON
·      Neuron Sensorik
Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis).
Input (informasi) dari sensorik dialirkan ke otak dan medulla spinalis.
Penglihatan, pendengaran, perasa dan penciuman adalah saraf kranial bukan spinal.
·      Neuron Motorik
Fungsi sel saraf motorik adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.
Output (informasi) dari otak dan medulla spinalis diinformasikan ke otot dan kelenjar.
·      Interneuron
Hanya terdapat di otak dan medulla spinalis. Interneuron berfungsi menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik dan membawa impuls saraf antara neuron satu dengan yang lain.

G. STRUKTUR NEURON
1.    SEL BODI
Soma sel (cell body), bagian neuron yang mengandung nukleus (inti sel) dan dapat
diibaratkan sebagai mesin yang bertanggungjawab atas kehidupan sel.
Struktur dari sel bodi, yaitu :
·         Mempunyai nukleus
·         Bulat, letak di sentral
·         Mengontrol sintesis protein
·         Metabolisme secara langsung
·         Tidak berperan dalam penyampaian sinyal neural


2.    DENDRIT
Suatu neuron mempunyai satu atau lebih dendrit yang memanjang dari badan sel. Berfungsi menyalurkan sinyal dari terminal akson ke neuron atau sel saraf lainnya dengan jalan mengubah sinyal-sinyal kimia yang timbul pada terminal akson menjadi sinyal listrik yang akan ditransmisikan ke badan sel berikutnya.

3.    AKSON
·         Myelin Seath
Berupa selubung lemak putih pada akson. Berperan sebagai suatu electrical insulator dan meningkatkan sinyal neural untuk sampai ke akson. Namun, tidak terdapat pada semua sel akson.
·         Nodus Ranvier
Berupa celah diantara selubung myelin yang merupakan penghubung neuroglia (sel Schwann), berukuran lebih kurang 1 mm. Nodus ini berperan sebagai pintu keluar-masuk ion Natrium yang tidak terdapat pada sepanjang selubung myelin dan berperan dalam hubungan antara sel-sel neuroglia dengan neuron. Pada sel Schwann (oligodendrosit) bagian akson dari neuron yang ditutupi selubung akan menyalurkan impuls saraf lebih cepat.

4.    SEL NEUROGLIA
·      ASTROSIT
Diidentifikasikan dengan GFAP (Glial Fibrilary Acidic Protein). Berperan untuk pembentukan sawar otak pada proses perkembangan otak. Peranan astrosit pada otak dewasa, yaitu:
®  Pengaturan proses apoptosis
®  Pengaturan milleu eksternal (ion K+), glutamat dan GABA
®  Penyimpanan glikogen
®  Diferensiasi neuronal
®  Pengaturan pertumbuhan yang berlebihan pada akson dan dendrit



·      OLIGODENDROSIT (S.S.P)/ SEL SCHWANN (S.S.T)
Merupakan penghasil proteolipid hidrofobik sekeliling myelin di SSP : PLP dan MPB. Pada SST : P0 identik dengan PLP, P2 identik dengan MPB. Protein tersebut penting untuk transmisi sinyal listrik disepanjang akson.
Defisit selubung myalin karena kerusakan oligodendrosit dinamakan Sklerosis Multiple.

·      MIKROGLIA
Berperan dalam pertahanan imunologis di dalam otak dan medula spinalis terutama bila ada infeksi. Bila terdapat luka, bersama-sama dengan artrosit berusaha memperbaiki jaringan saraf yang rusak.

·      SEL EPENDIMAL
Berupa sel bersilia yang melapisi rongga ventrikel otak. Berperan sebagai penghasil CSF (Cerebro Spinalis Fluid) yang berfungsi sebagai shock absorber dari goncangan dan melindungi otak.


Referensi :
Ganiong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Mudjihartini, Ninik. “Neurobiokimia”. http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/5fccb48432ee51e02ca257ff3c390d6a67a21880.pdf. (Diunduh pada Jumat, 25 Februari 2011, pukul 22.45 WIB).

(diunduh senin, 28 februari 2011, pukul 12.06

(diunduh senin, 28 februari 2011, pukul 12.50)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar